Jadi pilihlah jalan-jalan yang benar. Rajin-rajinlah bertanya agar pengetahuan anda bertambah dan jadi pintar. Karena malu bertanya sesat dijalan, sering bertanya malu-malu in,
enggan bertanya malah jalan-jalan ( ketawalah jika lucu, muntahlah jika mual 😁)
Saya sering melihat anak-anak remaja dan dewasa yang ber-mesra-an dengan kekasihnya. ada yang bergandeng tangan di mall, ada yang boncengan naik motor. Pernah juga saya lihat sepasang kekasih yang pacaran di taman tapi saya perhatikan ada yang aneh. Mereka cuma diam-diam aja, mungkin berantem, atau mungkin nervous, kalo bisu gak mungkin. Tapi saya liat enggak juga saling pandang-memandang trus mereka duduk dengan jarak 1 meter. Kalo misalnya sibuk maen HP masih mending atau main game gitu. Tapi gak sama sekali mereka berdua cuma memandang jauh seperti memikirkan suatu masalah yang sangat berat. Mending main catur kek.. main bola kek... atau main gundu kek... sepertinya mereka gak tau pacaran itu ngapain aja ( sepertinya sebelum pacaran harus kursus pacaran dulu nih... ) kayaknya baru pacaran.... tapi nggak juga... kayaknya baru ketemu jodohnya....
finally insting saya keluar juga dan mengatakan bahwa mereka pasti lapar atau sakit perut mau ngomong gak enak....
Melihat anak-anak muda pacaran seperti itu. Lalu saya berpikir, "enak bener ya.. pacaran". Pergi pagi pulang sore trus tidur ke rumah masing-masing.
Pacaran ya pasti tujuannya ya.. menikah. Ada juga sich orang maunya cuma pacaran saja tapi belum mau nikah. Kemudian saya berpikir lagi mereka asik asik pacaran, bermesraan, ketewa-ketawa. Tapi saya yakin pasti mereka tidak memikirkan susahnya menikah dan berkeluarga. Apalagi membayangkan susahnya memiliki anak dan membesarkannya.. Mungkin kalau mereka tahu bisa jadi banyak dari mereka yang gak mau nikah... Tapi nggak juga sih, bagaimanapun pernikahan, mempunyai anak adalah jenjang kehidupan yang harus dilewati.
Setelah menikah setiap pasangan pasti ingin sekali mempunyai anak. Sangat sedih jika pernikahan tidak dibuahi dengan kelahiran seorang bayi. Tapi jangan salah mempunyai bayi memang suatu yang sangat diidam-idamkan tetapi membesarkannya adalah cobaan yang tidak mudah.
Kali ini saya akan bercerita tentang senang dan susahnya punya anak. Waktu saya pacaran, saya termasuk orang yang tidak pernah membayangkan betapa susahnya menjalani kehidupan setelah pernikahan termasuk mempunyai anak dengan segala tingkah lakunya.
Setelah saya menikah saya dan istri baru dapat buah cinta setelah 2 tahun. Syukur alhamdulillah kami diberi kepercayaan oleh ALLAH Subhanahuwata'ala. Saya merasa bahagia sekali ketika tahu istri saya sedang hamil 2 bulan dan hampir tidak percaya.
Lalu 8 bulan kemudian terdengarlah suara tangisan bayi yang tak bukan dan tak lain adalah putri kami tercinta. Hari demi hari serasa bahagia sekali. Namun sebagai bapak baru saya sedikit stress apalagi istri saya yang baru kali pertama mempunyai bayi. Istri saya terlihat agak pusing merawat dan membesarkan dedek bayi. jika si bayi menangis maka istri saya pun berusaha agar sang bayi tetap tenang. Sukur-sukur si bayi bisa tenang, Ee...Ee.... si bayi masih tetap nangis. Seperti itulah yang dihadapi seharian yang membuat sang ibu menjadi stress. dan tidak dapat dielakkan saya sebagai suami malah jadi sasaran, kena marah sampai-sampai saya pun ikutan stress. Dan tidak jarang kami sering bertengkar. Tapi sebenarnya itu normal-normal saja selama sang suami bisa bersabar dan me-support penuh kepada istri.
Waktu terus berjalan tak terasa anak kami sudah berumur 2 tahun. Sungguh bahagia sekali rasanya melihat anak kita tubuh kembang dari bayi yang tidak bisa apa-apa sampai sekarang sudah bisa berlari kemana-mana. Biasalah anak-anak sering bikin marah ibunya. Seperti susah makan, gak mau mandi, mau jajan terus, gak mau tidur siang dan lain-lain. Kasihan juga saya pikir terkadang saya dan istri memarahi anak kami yang masih kecil. Sebenarnya kami gak tega memarahi tapi yaaa...namanya juga orang biasa tidak luput dari kesalahan.
Anak adalah titipan sang Maha Kuasa. Anak adalah prototype dari kedua orang tuanya. Gimana anak yaa... begitulah gambaran diri kita sendiri sebagai orang tua. Kadang saya dan istri tertawa sendiri melihat tingkah laku anak seperti melihat tingkah laku kita sendiri. Yang penting kita harus utamakan yang terbaik buat anak kita. Bagaimana mendidiknya, itulah nantinya yang membentuk kepribadiannya.
Pendidikan buat anak adalah suatu yang sangat penting. Pendidikkan itu pertama kali didapatkan dari rumah, ibu dan ayah sebagai gurunya. Pembentukkan karakter menurut saya harus dibentuk sedini mungkin. Kasih sayang adalah pendidikan pertama dan utama yang harus diterapkan kepada anak.
Saya sebenarnya tidak nyangka juga ternyata menghadapi anak kecil lebih susah ketimbang orang dewasa. Apalagi anak sendiri. Selain lucunya yang bikin riang dan bikin ketawa ternyata tidak jarang bikin saya dan istri merasa menahan emosi. Karena seorang anak kecil itu belum tau apa apa. dan sesukanya saja. kalo tidak dituruti kemauannya nangis, dikasih tau nangis ( dikirain marah), diajak makan gak mau lalu nangis lagi. Belum lagi semua barang di acak-acak, main tanah abis mandi. yah...saya aja capek liatnya apalagi istri saya yang hadapi dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Inti pokok yang saya ingin sampaikan adalah tahan emosi anda dalam menghadapi anak kecil. Jangan sekali-sekali menghardik atau membentak apalagi memukulnya. Karena itu bisa merusak mental dan anak jadi gampang marah.
Bagaimanakah sikap seharusnya orang tua terhadap buah hati di usia dini. Berikut ini TIPS MENDIDIK BUAH HATI kita :
- Luapkanlah selalu kasih sayang anda terhadap anak
- Sering-sering lah mendengar apa yang sikecil bicarakan
- Ikutlah bermain dan buatlah permainan bersama yang baru dan menarik
- Selalu membujuk anak disaat melarang, dan jangan keseringan memakai kata "jangan"
- Berikan contoh yang baik berupa perilaku-perilaku terpuji
- Berilah support dan kenyamanan
- Jangan sekali-kali membentak dan memukul anak.
Mudah-mudahan anak kita menjadi anak yang berakhlak baik, sopan santun, dan menjadi kebanggaan orang tuanya.....
Demikian. Terima kasih....
No comments:
Post a Comment